BATIKAN(7/6) -- Siapa yang tidak mengenal dan menyukai Abon, makanan yang terbuat dari serat daging dengan bumbu-bumbu yang bisa disantap oleh segala usia. Dengan penampilannya yang biasanya berwarna cokelat terang hingga kehitaman.
Abon merupakan bahan makanan yang banyak dimanfaatkan orang sebagai lauk dan biasanya di tabur diatas nasi atau bubur maupun penambah rasa pada kue atau sebagai isi lemper.
Abon Marikhsan atau yang lebih dikenal dengan nama Abon Bu Marsih yang sudah lebih dari 10 tahun di produksi oleh Bu Marsih, warga Sumber Batikan, Trirenggo, Bantul. Urusan rasa tersedia dengan dua rasa gurih dan pedas.
Sementara itu, ia mengatakan dirinya merintis usaha pembuatan abon di rumahnya sendiri sejak 2007, atau usai gempa bumi Bantul 2006, sebelum mengawali usaha tersebut dirinya bekerja di pembuatan abon sapi milik orang lain selama enam tahun.
"Sebelumnya saya kerja di pembuatan abon sapi, namun gempa 2006 saya sakit (korban gempa), karena merasa tidak sehat, kerja di tempat lain tidak bisa, makanya berbekal ilmu itu saya kemudian usaha sendiri membuat abon ayam," katanya.
Ia mengatakan, peningkatan permintaan abon ayam datang dari konsumen luar daerah maupun komsumen lokal yang menjadi langganan, serta permintaan untuk menambah stok di sejumlah kios camilan maupun toko oleh-oleh di Bantul.
"Kapasitas per hari rata-rata sekitar 15 sampai 25 kilogram abon, namun kalau bulan puasa atau Lebaran bisa sampai 50 dampai 100 kilogram sehari, jadi tergantung permintaan," katanya.
Marsih mengatakan, abon ayam dari industrinya dijual dengan harga Rp13.000 per kemasan (berat 100 gram), namun kalau sampai di tingkat pedagang besar maupun toko oleh-oleh bisa mencapai di atas Rp15.000 per kemasan.Untuk harga memang cukup mahal karena dirinya hanya membuat yang murni daging ayam kualitas satu, dan hanya mengambil dadanya saja sehingga dari bahannya juga beda harganya. (Mr.M)